Ekonomi
Lombok Tengah
LOMBOK TENGAH (SN) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah (Loteng) merasa stok beras masih aman. Sehingga, tidak ada alasan beras impor masuk ke Loteng. “Stok kita masih aman. Apalagi, dari data produksi malah surflus. Jadi tidak perlu beras impor,” tegas Sekda Loteng, H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si., diruang kerjanya, Rabu (17/1).
Cuma kata Nursiah, kalau berbicara soal impor itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat. Tapi, pemerintah pusat juga harus melihat seperti apa kondisi di Loteng. Artinya, kalau memang Loteng telah terjadi kekurang beras, tentu solusinya impor. Namun, kalau dalam posisi aman, tentu tidak diperlukan impor. Sehingga, dalam persoalan ini hanya diperlukan langkah-langkah untuk menelusuri penyebabnya, apakah ada oknum yang memanfaatkan maupun bermain dalam permasalahan ini. “Atas persoalan ini, besok (hari ini red) kami akan gelar rapat dengan Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan lainnya,” tandasnya.
Sementara, sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Loteng, Lalu Iskandar mengatakan, hasil produksi pertanian, khususnya padi di Gumi Tatas Tuhu Trasna terus mengalami peningkatan. Tahun ini meningkat sekitar 100 ribu ton.
Disebutkan, peningkatan produksi padi bisa dilihat dari tahun ke tahun, seperti tahun 2015, yakni mencapai 440 ribu ton, tahun 2016 mencapai 454 ribu ton dan tahun 2017 mencapai 541 ribu ton. Tidak hanya itu, provitasnya juga mengalami peningkatan, yakni tahun 2015 hanya 52,45 ton/hektar, ditahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 56,16 ton/ hektar, ditahun 2017 bertambah menjadi 58,93 ton/hektar. “Naiknya sampai 3 ton/hektar,” tandasnya. (dd)
Tak Ada Alasan Beras Impor Masuk ke Loteng, Stok Masih Aman
H. M. Nursiah |
Cuma kata Nursiah, kalau berbicara soal impor itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat. Tapi, pemerintah pusat juga harus melihat seperti apa kondisi di Loteng. Artinya, kalau memang Loteng telah terjadi kekurang beras, tentu solusinya impor. Namun, kalau dalam posisi aman, tentu tidak diperlukan impor. Sehingga, dalam persoalan ini hanya diperlukan langkah-langkah untuk menelusuri penyebabnya, apakah ada oknum yang memanfaatkan maupun bermain dalam permasalahan ini. “Atas persoalan ini, besok (hari ini red) kami akan gelar rapat dengan Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan lainnya,” tandasnya.
Sementara, sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Loteng, Lalu Iskandar mengatakan, hasil produksi pertanian, khususnya padi di Gumi Tatas Tuhu Trasna terus mengalami peningkatan. Tahun ini meningkat sekitar 100 ribu ton.
Disebutkan, peningkatan produksi padi bisa dilihat dari tahun ke tahun, seperti tahun 2015, yakni mencapai 440 ribu ton, tahun 2016 mencapai 454 ribu ton dan tahun 2017 mencapai 541 ribu ton. Tidak hanya itu, provitasnya juga mengalami peningkatan, yakni tahun 2015 hanya 52,45 ton/hektar, ditahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 56,16 ton/ hektar, ditahun 2017 bertambah menjadi 58,93 ton/hektar. “Naiknya sampai 3 ton/hektar,” tandasnya. (dd)
Via
Ekonomi
Posting Komentar